Buat
yang asli betawi nih ye, musti, wajib, kudu, harus tau ni tentang daerah asal
nye.
Malu kalo
orang asli betawi tapi kgak tau ape ape.
Capcus aje
dah yah baca posting hari ini.
Suku Betawi adalah sebuah suku bangsa di
Indonesia yang penduduknya umumnya bertempat tinggal di Jakarta.
Sejumlah
pihak berpendapat bahwa Suku Betawi berasal dari hasil kawin-mawin antaretnis
dan bangsa di masa lalu. Secara biologis, mereka yang mengaku sebagai orang
Betawi adalah keturunan kaum berdarah campuran aneka suku dan bangsa yang
didatangkan oleh Belanda ke Batavia. Apa yang disebut dengan orang atau suku
Betawi sebenarnya terhitung pendatang baru di Jakarta. Kelompok etnis ini lahir
dari perpaduan berbagai kelompok etnis lain yang sudah lebih dulu hidup di
Jakarta, seperti orang Sunda, Jawa, Arab, Bali, Bugis, Makassar, Ambon, Melayu
dan Tionghoa.
Sama dengan
Suku suku yang lain nya, Suku Betawi punya hal hal menarik.
Berikut ini
7 hal menarik tentang Suku Betawi.
1. Bahasa
Sifat
campur-aduk dalam dialek Betawi adalah cerminan dari kebudayaan Betawi
secara umum, yang merupakan hasil perkawinan berbagai macam kebudayaan, baik
yang berasal dari daerah-daerah lain di Nusantara maupun kebudayaan asing.
Meskipun
bahasa formal yang digunakan di Jakarta adalah Bahasa Indonesia, bahasa
informal atau bahasa percakapan sehari-hari adalah Bahasa Indonesia dialek
Betawi. Dialek Betawi sendiri terbagi atas dua jenis, yaitu dialek Betawi
tengah dan dialek Betawi pinggir. Dialek Betawi tengah umumnya berbunyi
"é" sedangkan dialek Betawi pinggir adalah "a".
Dialek
Betawi pusat atau tengah seringkali dianggap sebagai dialek Betawi sejati,
karena berasal dari tempat bermulanya kota Jakarta, yakni daerah perkampungan
Betawi di sekitar Jakarta Kota, Sawah Besar, Tugu, Cilincing, Kemayoran, Senen,
Kramat, hingga batas paling selatan di Meester (Jatinegara).
Dialek
Betawi pinggiran mulai dari Jatinegara ke Selatan, Condet, Jagakarsa, Depok,
Rawa Belong, Ciputat hingga ke pinggir selatan hingga Jawa Barat. Contoh
penutur dialek Betawi tengah adalah Benyamin S., Ida Royani dan Aminah
Cendrakasih, karena mereka memang berasal dari daerah Kemayoran dan Kramat
Sentiong. Sedangkan contoh penutur dialek Betawi pinggiran adalah Mandra dan
Pak Tile. Contoh paling jelas adalah saat mereka mengucapkan kenape/kenapa''
(mengapa). Dialek Betawi tengah jelas menyebutkan "é", sedangkan
Betawi pinggir bernada "a" keras mati seperti "ain" mati
dalam cara baca mengaji Al Quran.
2. Musik
Dalam bidang
kesenian, misalnya, orang Betawi memiliki seni Gambang Kromong yang
berasal dari seni musik Tionghoa, tetapi juga ada Rebana yang
berakar pada tradisi musik Arab, Keroncong Tugu dengan latar
belakang Portugis-Arab, dan Tanjidor yang berlatarbelakang ke-Belanda-an.
Saat ini Suku Betawi terkenal dengan seni Lenong, Gambang Kromong,
Rebana Tanjidor dan Keroncong.
Betawi juga
memiliki lagu tradisional seperti "Kicir-kicir"
3. Tari
Seni tari di
Jakarta merupakan perpaduan antara unsur-unsur budaya masyarakat yang ada di
dalamnya. Contohnya tari Topeng Betawi, Yapong yang dipengaruhi tari Jaipong
Sunda, Cokek dan lain-lain. Pada awalnya, seni tari di Jakarta memiliki
pengaruh Sunda dan Tiongkok, seperti tari Yapong dengan kostum penari khas
pemain Opera Beijing.
Namun
Jakarta dapat dinamakan daerah yang paling dinamis. Selain seni tari lama juga
muncul seni tari dengan gaya dan koreografi yang dinamis.
4. Drama
Drama
tradisional Betawi antara lain Lenong dan Tonil. Pementasan lakon
tradisional ini biasanya menggambarkan kehidupan sehari-hari rakyat Betawi,
dengan diselingi lagu, pantun, lawak, dan lelucon jenaka. Kadang-kadang pemeran
lenong dapat berinteraksi langsung dengan penonton.
5. Cerita
rakyat
Cerita
rakyat yang berkembang di Jakarta selain cerita rakyat yang sudah dikenal
seperti Si Pitung, juga dikenal cerita rakyat lain seperti serial
Jagoan Tulen atau si jampang yang mengisahkan jawara-jawara Betawi baik
dalam perjuangan maupun kehidupannya yang dikenal "keras".
Selain
mengisahkan jawara atau pendekar dunia persilatan, juga dikenal cerita Nyai
Dasima yang menggambarkan kehidupan zaman kolonial. cerita lainnya ialah Mirah
dari Marunda, Murtado Macan Kemayoran, Juragan Boing dan yang
lainnya.
6. Kepercayaan
Sebagian
besar Orang Betawi menganut agama Islam, tetapi yang menganut agama Kristen;
Protestan dan Katolik juga ada namun hanya sedikit sekali. Di antara suku
Betawi yang beragama Kristen, ada yang menyatakan bahwa mereka adalah keturunan
campuran antara penduduk lokal dengan bangsa Portugis.
Hal
ini wajar karena pada awal abad ke-16, Surawisesa, raja Pajajaran mengadakan
perjanjian dengan Portugis yang membolehkan Portugis membangun benteng dan
gudang di pelabuhan Sunda Kalapa sehingga terbentuk komunitas Portugis di Sunda
Kalapa. Komunitas Portugis ini sekarang masih ada dan menetap di daerah Kampung
Tugu, Jakarta Utara.
7. Perilaku dan sifat
Asumsi
kebanyakan orang tentang masyarakat Betawi ini jarang yang berhasil, baik dalam
segi ekonomi, pendidikan, dan teknologi. Padahal tidak sedikit orang Betawi
yang berhasil. Beberapa dari mereka adalah Muhammad Husni Thamrin, Benyamin Sueb,
dan Fauzi Bowo Gubernur DKI Jakarta (2007 - 2012) .
Ada beberapa
hal yang positif dari Betawi antara lain jiwa sosial mereka sangat tinggi,
walaupun kadang-kadang dalam beberapa hal terlalu berlebih dan cenderung
tendensius. Orang Betawi juga sangat menjaga nilai-nilai agama yang tercermin
dari ajaran orangtua (terutama yang beragama Islam), kepada anak-anaknya.
Masyarakat
Betawi sangat menghargai pluralisme. Hal ini terlihat dengan hubungan yang baik
antara masyarakat Betawi dan pendatang dari luar Jakarta.
Orang Betawi
sangat menghormati budaya yang mereka warisi. Terbukti dari perilaku kebanyakan
warga yang mesih memainkan lakon atau kebudayaan yang diwariskan dari masa ke
masa seperti lenong, ondel-ondel, gambang kromong, dan lain-lain.
Memang tidak
bisa dipungkiri bahwa keberadaan sebagian besar masyarakat Betawi masa kini
agak terpinggirkan oleh modernisasi di lahan lahirnya sendiri (baca :
Jakarta). Namun tetap ada optimisme dari masyarakat Betawi generasi mendatang
yang justru akan menopang modernisasi tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar